Mengenal Gaya Belajar Anak
Setiap anak memiliki perbedaan dan ciri khusus antara yang
satu dengan yang lain. Secara fisik, perbedaan setiap anak dapat dilihat secara
kasat mata. Namun perbedaan pola berpikir, cara – cara merespon atau
mempelajari sesuatu yang baru sangat sulit kita ketahui perbedaannya jika kita
tidak memperhatikan secara seksama, atau setidaknya lebih sering memperhatikan
sikap atau tingkah laku mereka sehari - hari.
Dalam belajar, setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam menyerap pelajaran. Maka dari itu dalam dunia pendidikan dikenal berbagai
metode untuk memenuhi tuntutan perbedaan individual tersebut.
Dalam kehidupan sehari – hari, sering kita lihat para orang
tua yang melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya menjadi berprestasi.
Dari menyekolahkan anaknya ke sekolah favorit, hingga mengikutkannya ke
berbagai kursus maupun les privat yang terkadang menyita waktu bermain atau
bersoaialisasi dengan teman – teman sebayanya. Namun usaha – usaha tersebut
seringkali belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan, bahkan tidak jarang
justru menimbulkan masalah baru bagi anaknya.
Nah, jika demikian, apa yang sebenarnya terjadi ? Mengapa
anak – anak tidak kunjung berprestasi ?
Jika boleh saya menjawab, menurut pengamatan dan pengalaman
saya dalam mengajar selama ini, salah satu faktor penyebabnya adalah
ketidaksesuaian cara belajar yang dimiliki oleh anak dengan metode belajar yang
diterapkan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya, termasuk dalam mengikuti
kursus atau les privat. Yang dimaksud cara belajar disini adalah kombinasi cara
individu menyerap, mengatur, dan mengelola informasi.
Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap,
mengelola, dan menyampaikan informasi, maka cara belajar dapat dikelompokkan ke
dalam tiga gaya belajar, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Dan masing –
masing gaya belajar ini memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Pada tulisan saya mengenai gaya belajar, telah saya singgung ciri – ciri ketiga
gaya belajar di atas.
Adanya pengkategorian ini bukan berarti bahwa anak atau
individu hanya memiliki satu karakteristik cara belajar tertentu saja melainkan
memiliki ketiganya, hanya saja lebih cenderung pada salah satu di antara tiga
gaya belajar tersebut. Kecenderungan inilah yang menyebabkan anak yang bersangkutan
jika memperoleh rangsangan yang sesuai dalam belajar akan cenderung lebih
menyerapnya.
Dengan memperhatikan gaya belajar yang paling menonjol pada
anak, siswa ataupun individu, maka diharapkan para orangtua dan guru dapat
menyelenggarakan proses pembelajaran secara arif, bijaksana, dan tepat. Dan
bagi para siswa yang mengalami kesulitan belajar, cobalah untuk mulai
merenungkan dan mengingat – ingat kembali apa gaya belajar yang dirasakan
paling efektif, atau paling nyaman.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang
menaruh perhatian pada masalah kesulitan belajar, ditemukan faktor penyebabnya
yaitu :
a. Faktor Keturunan
Berdasarkan penelitian Hallgren, apabila ada salah satu
anggota keluarga yang mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja
itu disebabkan karena faktor keturunan. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian
Hermann yang mempelajari dan membandingkan anak kembar yang berasal dari satu
sel telur dengan anak kembar yang berasal dari dua sel telur. Ternyata anak
kembar yang berasal dari satu sel lebih mempunyai kesamaan kesulitan
membaca daripada anak kembar yang berasal dari dua sel.
b. Gangguan Fungsi Otak
Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban belajar
mengalami gangguan pada syaraf otaknya. Hanya saja cuma sedikit tanda cedera
pada otak. Sehingga para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai
penyebabnya, kecuali ahli syaraf membuktikan masalah ini.
c. Pengorganisasian
Berpikir
Siswa yang mengalami kelambanan atau kesulitan belajar akan
mengalami kesulitan dalam menerima penjelasan tentang pelajaran. Salah satu
penyebabnya adalah karena tidak mampu mengorganisasikan cara berpikirnya secara
baik dan sistematis. Jadi anak yang sulit membaca akan sulit pula merasakan
atau menyimpulkan apa yang dilihatnya.
d. Kekurangan Gizi
Kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab terjadinya
kelambanan atau kesulitan belajar karena apabila pada awal pertumbuhan seorang
anak kekurangan gizi, maka keadaan itu akan mempengaruhi perkembangan syaraf
utamanya sehingga menyebabkan kurang baik dalam proses belajarnya.
e. Faktor Lingkungan
Gangguan yang disebabkan dari faktor lingkungan contohnya
adalah kepedihan hati, tekanan keluarga, dan kesalahan pola asuh yang
diterapkan kepada anak. Sehingga lingkungan yang tidak menguntungkan dapat
mempengaruhi proses belajar siswa.
Membantu Mengatasi Masalah Kesulitan Belajar
- Berikan perintah yang
terperinci. Karena anak – anak mengalami kesulitan belajar, guru perlu
mengulang atau memberikan perintah baru ketika tahap pelajaran berikutnya
dimulai.
- Gunakan semua indera pada
saat mengajar. Jika perlu, tanyakan pada orangtua atau guru lainnya, indera
mana yang potensial bagi anak untuk dapat belajar dengan maksimal.
- Sebisa mungkin jangan
ada gangguan di dalam kelas, karena anak – anak ini mudah terganggu. Gambar –
gambar, mainan, atau barang – barang yang tidak diperlukan sangat
berpeluang mengganggu konsentrasi mereka.
- Sampaikan pelajaran dengan
menggunakan contoh – contoh konkret. Anak yang mengalami kesulitan dalam
belajar akan memahami maknanya jika ia dapat melihat dan merasakan apa yang
dijelaskan.
- Memperhatikan beberapa
anak yang mengalami kesulitan dalam belajar ini terlihat sangat aktif atau bahkan
terlalu aktif. Maka kita harus berusaha supaya anak ini terus berada di dekat
kita. Kontak fisik seperti merangkul atau memegang pundak bisa meningkatkan
perhatian mereka.
Sumber:
- Conny
Semiawan, A.S. Munandar, dan S.C.U. Munandar(1984). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah:
Petunjuk Bagi Guru dan Orangtua. Jakarta: Gramedia.
- DePorter(2001). Quantum
Learning. Bandung: Kaifa. Mohammad Asrori(2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung:
CV Wacana